Selasa, 07 Oktober 2008

WARNET EDUKASI - Alternatif Solusi Internet bagi para Guru

Salam Pendidikan,
Bicara masalah melek teknologi, khususnya internet bagi guru sudah lama didengungkan. Namun belum juga terlaksana secara massal. Mungkin alasan-alasan finansial, waktu, kebermanfaatan dan kesibukan menjadi penghambat yang utama.Dilihat dari segi finansial, guru merupakan profesi yang jauh dari cukup untuk kebutuhan tertier apalagi quarter. Jadi wajar saja selama ini para guru enggan untuk bergabung, meluangkan waktu dan dananya untuk kegiatan "melek" teknologi ini, khususnya internet. Belum lagi jika diajak untuk memiliki langganan koneksi internet (sejenis speedy, flash, starOne, XL-mobileQ, dll).Disisi lain, waktu guru (apalagi swasta/honorer) sudah hampir habis karena pagi sore harus mengajar (bahkan bisa 3-5 lokasi sehariannya) . Dari sini memang dimaklumi, untuk mengepulkan dapur sang guru/istri harus berjibaku dalam memenuhi kebutuhan paling pokok tersebut, belum lagi yang punya keluarga (2-4 anak yang sudah di tingkat sekolah). Di malam hari? ya tinggal istirahat, persiapan esok dan terkadang ngoreksi tugas/ujian siswa.Kebermanfaatan techno (teknologi informasi dan komunikasi / TIK) khususnya internet, bagi sebagian besar guru belum menunjukkan hasil nyata, apalagi dihubungkan dengan finansial, pada awalnya masih terlihat sebagai pengeluaran tambahan bagi guru. Padahal disisi lain, bagi guru yang telah lama menggunakan techno ini, lebih cenderung penghematan. Contoh: dengan internet bisa baca koran SEMAUMU (berapa koran? silakan!), bandingkan dengan beli Rp. 2000-3000/exp nya. Contoh lainnya adalah penghematan biaya cetak tugas siswa (print, jilid, fotokopi). Tugas-tugas siswa bisa dikirim via email ke email gurunya, jadi hanya softcopy (file-file misal: word, excel, ppt dsb) nya aja yang dikirim. Contoh lainnya adalah materi ajar yang bisa dipampangkan di Weblog guru bersangkutan.Kesibukan guru dan waktu merupakan link yang tidak bisa diputus, kata orang melayu "setali tiga uang", sama aja jika dilihat dari sisi manapun. Karena sistem pencarian nafkah kita (umumnya para guru) masih linier, maka anggapan kita masih "semakin banyak kerja, semakin besar penghasilan" , padahal tidak demikian selalunya. Ujung-ujungnya, para guru seperti buruh, bukan profesional yang sering didengung-dengungka n (mudah-mudahan ke depan berubah, amiin).
Solusi
Dari perkembangan internet yang ada, pertumbuhan jumlah warnet ternyata berbanding lurus. Namun, warnet-warnet yang ada selalu beraktifitas layaknya toko kelontong (kedai sembako). Buka, tunggu siapa pembeli/pelanggan yang datang, gunakan jasa dan bayar. Inilah kebanyakan yang terjadi.Jika suatu sekolah memiliki unit produksi (dari kegiatan keterampilan) , dan dibuat dalam bentuk warnet yang dikelola sekolah, maka sekolah atau kelompok guru bisa membuat sejenis workshop internet gratis, namun hanya membayar biaya internetnya saja. Jangan lupa, sertifikat juga harus disediakan. Sebagai perbandingan, di SALMAN ITB selalu diadakan kegiatan seminar dan workshop gratis, namun jika ingin mencetak sertifikat dikenakan biaya 10-30 rb. Pantauan saya, tidak ada keberatan dari peserta (umumnya guru).Liputan di lapangan menunjukkan, warnet-warnet yang ada selalu tidak penuh pengunjungnya, jika guru-guru yang akan dilatih telah terdaftar pada tiap jam dan komputer, maka warnet akan selalu penuh. Dengan kata lain, warnet baik individu ataupun punya sekolah akan selalu penuh, dan tidak perlu lagi "menjaring ikan" sembarangan, "Quota telah terpenuhi".Akankah peserta habis? Peserta (khususnya guru) tidak akan habis, karena techno selalu berkembang. Yang pasti, jika pelatihan dibuat bertahap dari yang mudah kearah yang sulit, maka peserta akan selalu ada. Apalagi jika yang dikelola se-Kabupaten, kapan habisnya?Mungkin tahap awal (tingkat I) kurikulum guru-guru bisa seperti berikut:-pengenalan internet secara umum (definisi-definisi)-browsing-download-email (membuat email, mengirim (tunggal/jamak) , forward dll-milist (grup email)dan seterusnya untuk tingkat dasar selama 3 jamSelanjutnya bisa dibuat tingkat II (bulan berikutnya), semisal upload, membuat blog, hal khsusus googling, bahkan sampai menulis artikel untuk koran dan transaksi finansial di internet (SMS, Internet banking dsb).Namun, yang pasti untuk perubahan para guru adalah kemauan. Tiada yang "kekal" di dunia ini kecuali perubahan itu sendiri. Mau maju? Berubahlah! Dari yang kecil, dari diri sendiri, dari sekarang.

1 komentar:

NaurahNet mengatakan...

Salam kenal semua,

Jika anda sedang di kota kami, silakan mampir yah...
Warnet kami pake linux lho, pake linux siapa takut...

Terima kasih,

Naurah.Net
Jl. Kutoarjo - Ketawang Km. 6,
Desa Dukuhdungus RT.01 / RW. 01
No. 15, Kec. Grabag, Kab. Purworejo,
Jawa Tengah 54265
Email: naurah.net@gmail.com
Phone: 0818808743